top of page
Chap10.png

ID

Chapter 10: Sunde

“Yang aku inginkan hanyalah... hidup yang sedikit lebih baik.”

Apatoblitz dan Diplodonner, dua Genoranger yang DNA Keynya diberi kemampuan spesial. Bila mereka berdua berada dalam jangkauan dua puluh lima meter, kemampuan mereka akan bertambah dua kali lipat. Selain itu, serangan mereka akan diperkuat dengan elemen petir yang dapat menembus insulator kuat, namun…

 

Petir sekuat itu bahkan tidak mampu melukai Genoranger perak tersebut. Justru Apatoblitz dan Diplodonner yang terdesak. Serangan Genoranger perak itu tidak memiliki dampak berarti, tapi pertahanannya tidak bisa ditembus sama sekali.

 

Seekor Androsaur Miacis muncul dari belakang dan menerjang Genoranger perak. Serangan itu mengenainya, tapi serangan itu seakan menembus tubuh Genoranger perak. Genoranger perak itu lalu berputar dan menghabisi Androsaur itu dalam sekali serang.

 

“Kita sudah selesai di sini,” katanya sambil melenggang pergi, “Kalian ingin menjadi pahlawan? Bantu saja mereka.”

 

“Tunggu!” Diplodonner menghempaskan cambuknya kepada Genoranger perak, tetapi dia sudah menghilang dalam kedipan mata.

 

Miacis tumbuh menjadi raksasa. Semua Genoranger di dalam Saurierherzog ditambah Jason di dalam Stahlsaurer Vulcanodon melihat Androsaur itu muncul.

 

“Ada lagi!?” kata Petra.

 

“Jangan menyerah, kawan-kawan!” ujar Hyde.

 

Hyde lalu menembakkan meriam mulut Allosaurus ke gerombolan Androfutter. Mereka lalu melihat sesuatu yang lain; dua Stahlsaurer yang bentuknya hampir sama persis bergabung menjadi satu robot, masing-masing membentuk setengah bagian dari robot itu. Stahlsaurer Apatosaurus dan Diplodocus, dua Stahlsaurer kembar bergabung menjadi kesatuan bernama…

 

“Dopplekaiser!” seru Apatoblitz dan Diplodonner.

 

“Dua Genoranger baru!?” seru Grace.

 

Dopplekaiser maju, kedua tangannya menyerang Miacis, tangan kanannya yang seperti pike menyabik, tangan kirinya yang seperti tombak menusuk. Miacis mundur, berbagai Androfutter datang membantunya mengitari Dopplekaiser.

 

“Jason, bantu mereka!” perintah Hyde.

 

“Tunggu! Lu liat itu!” kata Alvin.

 

Kepala Dopplekaiser berubah, kedua tangannya sekarang terjulur dan berubah menjadi cambuk. Dopplekaiser dengan kedua cambuknya menyabik-nyabik puluhan Androfutter yang mencoba menyerangnya.

 

Saurierherzog dan Vulcanodon mendekati Dopplekaiser, banyak Androsaur dan Androfutter mengelilingi mereka.

 

“Kalian di robot satunya, sebutkan nama kalian!” kata Hyde.

 

“Namaku Caesar,” balas Apatoblitz.

 

“Dan aku Nero!” balas Diplodonner.

 

Sementara itu di penjara, Eric dan David sang sipir sedang makan bersama di dalam sel Eric. 

 

“Eric,” kata David, “Kepala polisi sedang dalam perjalanan ke kota sebelah untuk mengumumkan identitasmu sebagai Genoranger.”

 

Eric melihat polisi tua itu, lalu melanjutkan makan.

 

“Apapun reaksi masyarakat tentang itu, hidupmu ke depan akan berubah,” lanjut David.

 

“Aku akan tetap berjuang bersama Genoranger lainnya,” kata Eric.

 

Terdengar suara ledakan dan dinding runtuh, diikuti oleh teriakan para tahanan. Androsaur-Androsaur yang masih tersisa di dalam kota menyerbu penjara. Eric dan David beranjak, seekor Androsaur Sinonyx ditemani berbagai Androfutter, baik hitam maupun merah, sedang mencoba mendobrak masuk ke dalam koridor sel. HT milik David berbunyi.

 

“Di sini pintu gerbang utara! Semua personil, siapkan senja-”

 

“Semua personil, mundur ke dalam markas! Kita hadapi mereka di dalam!”

 

“Di sini sel isolasi! Tahanan telah meloloskan diri!”

 

David lalu berlari ke belakang mejanya dan meraih sesuatu, dua buah senapan unik. Dia menembak ke arah para Androfutter, Androfutter yang terkena tembakan itu tiba-tiba mengejang dan jatuh. David lalu menyerahkan DNA Key Tyrannosaurus Rex dan Genophone milik Eric kepadanya.

 

“Larilah,” kata David, “Kau tak boleh jatuh di sini, Eric.”

 

“Bagaimana dengan bapak!?” tanya Eric, “Sebaiknya bapak yang kabur, biar saya yang…”

 

“Tidak! Ada seratus dua puluh tahanan di sini, dan mereka adalah tanggung jawabku. Membunuh monster-monster itu di sini sebelum mengungsikan mereka bukanlah sebuah pilihan! Pergilah, Eric!” David lalu melempar salah satu senapannya kepada Eric, “Senapan itu hanya memiliki dua puluh empat peluru, pastikan setiap tembakan berarti!”

 

David lalu menembak Sinonyx dan melumpuhkannya. Eric mengangguk, dia lalu berlari menjauh. Senapan yang dia bawa untungnya ringan dan daya dorong baliknya rendah. Dia menyempatkan dirinya untuk menembak beberapa Androsaur dan Androfutter yang menyerang polisi maupun tahanan, sebelum akhirnya dia keluar dari penjara, menahan hidungnya dari bau darah segar yang membaur dengan udara di sekitarnya.

 

******

 

Di saat bersamaan dengan munculnya Dopplekaiser, di rumah sakit...

 

Judd menatap tubuh ibunya yang terbaring kaku di rumah sakit, air mata masih membasahi wajahnya. Di sampingnya, Darwin tanpa ekspresi memandang kepada Judd dan ibunya. Darwin lalu menaruh tangannya di bahu Judd.

 

“Darwin, aku...”

 

“Aku mengerti. Kau menjalankan kontrak ini demi ibumu, dan sekarang dia sudah tiada, wajar kalau kau ingin berhenti dari pekerjaan ini… Tapi, kau ingin menyerah?”

 

“Apa maksudmu?”

 

“Genesis sedang mengembangkan teknologi untuk membangkitkan orang mati,” dia lalu menambahkan ketika dia melihat ekspresi Judd, “Tidak mustahil. Kami menemukan bahwa mungkin bagi orang yang telah mati untuk dibangkitkan selama mereka belum mencapai tahap rigor mortis.

 

“Memang terdengar seperti bualan, tetapi kau bisa membaca hasil riset kami terhadap tikus dan monyet, dan nyatanya kami berhasil. Untuk manusia, masih belum ada hasilnya, tapi...”

 

“Aku menerimanya,” jawab Judd tanpa ragu.

 

“Kau yakin? Ibumu akan menjadi bahan eksperimen Genesis, dan belum lagi biayanya…”

 

“Selama ini, aku melakukan segalanya agar ibuku sembuh. Sekarang dia sudah tiada… Setidaknya, aku ingin menghabiskan sisa hidup kami bersama.”

 

Darwin menatap Judd tanpa ekspresi, dia lalu menutup matanya dan menunduk.

 

“Kalau begitu, ikutlah aku,” kata Darwin.

 

******

 

Aku tidak mengenal ayahku, yang pasti dia adalah salah satu dari pelanggan ibuku. Ibuku berusaha sebaik mungkin untuk menghidupi kami berdua. Sejak kecil hidupku sulit, tapi setidaknya kami tidak perlu khawatir kekurangan uang. Tapi, ketika ibuku meninggal saat aku masih berumur 15 tahun, aku terpaksa mengikuti jejak ibuku.

 

Aku mencoba melupakan kenangan itu, di mana aku benar-benar berada di masa terendah hidupku. Terpaksa pasrah ketika dipakai dengan kasar oleh pelanggan, dicekoki miras dan obat-obatan, bahkan beberapa kali aku… Aku.. Pada akhirnya, aku pun lelah dengan semua itu dan memutuskan untuk kabur dengan segala harta yang kupunya dan mencoba hidup baru di kota Natales.

 

Setelah beberapa lama, aku mulai kehabisan uang. Lalu tiba-tiba saja, seseorang bernama Darwin menghubungiku. Dia bilang dia punya uang, dan terlebih lagi, tawaran untuk sebuah posisi di dalam Genesis itu sendiri. Tapi aku tidak menyangka beberapa orang yang kukenal menjadi korban tidak langsung atas pilihanku ini.

 

“Yang aku inginkan hanyalah... hidup yang sedikit lebih baik.”

 

Dan kali ini Judd… Judd, dia bersedia untuk menjadi kelinci percobaan Genesis. Aku harus menghentikannya sebelum terlambat!

 

Pikiran Jen berpacu mengutak-ngatik komputer di ruangan penelitian Genesis, mencari-cari bukti bahwa apa yang dikatakan oleh Darwin hanyalah omong kosong belaka. Dia tidak tahu apa yang mendorongnya untuk melakukan hal ini. Kenapa dia harus peduli terhadap Judd? Kenapa dia tidak pergi ke kota lain sejauh mungkin dari Natales saja dan meninggalkan semua ini?

 

Dia tidak tahu jawabannya. Matanya menyisir data-data penelitian, sejauh ini, apa yang dikatakan Darwin benar adanya. Penelitian “Project Phoenix” sejalan dengan apa yang Darwin ceritakan kepada Judd.

 

“Pasti ada… Pasti ada sesuatu yang bisa membuat Judd mengurungkan niatnya,” pikir Jen.

 

Jen lalu mencoba membuka sebuah file, file itu lalu meminta kata sandi sebelum Jen dapat membukanya.

 

“Sandi?” pikir Jen, “Un momento (sebentar), Phoenix, phoenix, kebangkitan, keabadian... Tidak, Darwin bukan orang seperti itu... Berarti...”

 

Jen lalu meraba bagian bawah meja dan menemukan secarik kertas, di paling atas ada sebuah tulisan: “Filename: ##########, Password: Cappuccino.”

 

“Kopi favorit pukul delapan pagi,” gumam Jen, yang juga menyukai kopi itu.

 

Jen berhasil membuka file tersebut dan melihat isinya.

 

“Tidak… Tidak mungkin!”

 

******

 

Pertempuran di luar kota telah usai. Seluruh Androsaur dan Androfutter di sana telah terbunuh, dan kedelapan Genoranger di sana telah menarik Stahlsaurer mereka. Dari puluhan Genoranger yang muncul, hanya ada tiga yang selamat dari pertempuran; Jason, Caesar, dan Nero.

 

“Masih ada Androsaur dan Androfutter yang tersisa di dalam kota,” kata Nero.

 

“Ngaso dulu lah,” kata Alvin, “Jangan maksa dulu.”

 

“Bagaimana dengan teman-teman kita yang terbunuh?” tanya Winnie.

 

“Tidak ada yang bisa kita lakukan selain mencari DNA Key milik mereka,” jawab Petra.

 

“Soal itu,” kata Caesar, “Ada dua orang yang tadi mengambil DNA Key para Genoranger yang terbunuh, Judd dan Jen, kalau tidak salah.”

 

Alvin, Winnie, Grace, Petra, dan Hyde terkejut.

 

“Tadi kami melawan mereka, tetapi seorang Genoranger perak menghalangi kami. Apakah ada di antara mereka yang mengenalnya?” tanya Caesar.

 

“Apakah Genoranger perak ini memiliki jubah?” tanya Sid.

 

“Iya,” jawab Nero.

 

“Genoranger perak itu menyelamatkanku setelah aku diserang Jen dan Judd,” kata Sid, “Tapi dia sekarang menyelamatkan mereka berdua? Apa tujuannya?”

 

“Mungkin dia berusaha untuk membantu sebanyak mungkin Genoranger untuk bersatu,” kata Sir Owen.

 

“Bagaimana kalau kita mencari – siapa namanya, oh ya – Eric sekarang?” usul Jason.

 

Sir Owen lalu mengumpat kasar tiba-tiba.

 

“Ada apa, Sir?” tanya Alvin.

 

“Dengarkan ini!” kata Sir Owen, yang mencabut earphonenya dan menunjukkan tayangan berita, “KEPALA POLISI NATALES: IDENTITAS GENORANGER MERAH ADALAH ERIC RASHILLE.”

 

“Mereka membongkar identitas Eric!? Apa tujuaannya!?” seru Petra.

 

“Pansos doang paling,” kata Alvin, “Biasalah, orang mau jabatan.”

 

“Tapi, bukannya ini gawat!? Bagaimana kalau mereka mengetahui identitas kita juga!?” imbuh Winnie.

 

“Kurasa tidak,” kata Hyde, “Walaupun mereka tahu identitas Eric, belum tentu mereka bisa melacak kita, bukan?”

 

“Hyde benar,” kata Sir Owen, “Tapi, dengan begini pergerakan Eric akan sangat terbatas. Mungkin kita tidak bisa begitu dekat dengan Eric lagi tanpa menarik perhatian kepada kita. Pertama, kita harus...”

 

Genophone mereka berbunyi nyaring, mereka lalu melihat banyak Androsaur dan Androfutter melaju ke arah mereka.

 

“Kelihatannya kita tidak dapat beristirahat dengan santai,” kata Jason yang mengeluarkan DNA Key Vulcanodon miliknya.

 

“Ayo, kawan-kawan!” seru Hyde.

 

******

 

Kembali di kantor Genesis, Darwin masuk ke dalam ruangannya. Jen menunggunya di dalam sana, dia menatap jendela.

 

“Jen, ada apa?” tanya Darwin.

 

“Darwin,” balas Jen yang masih tidak bergeming, “Aku tahu apa yang kau, tidak, apa yang Genesis lakukan selama ini.”

 

“Sejak kapan?” tanya Darwin, bahunya menegang, tapi wajahnya tetap tenang.

 

“Baru saja,” balas Jen.

 

Darwin lalu melirik ke arah kursinya, “Kursiku bergeser empat sentimeter dari posisinya tadi. Jen, apa yang kau lakukan?”

 

Jen akhirnya berbalik, memperlihatkan DNA Key Pachycephalosaurus, Stegosaurus, dan Parasaurolophus di tangannya, bersama dengan Genophone milik Sid dan sebuah flashdisk.

 

“Darwin, tidak akan kubiarkan Genesis lolos dari ini semua!” kata Jen.

 

“ANKYLOCYAN.”

 

Jen lalu berubah dan melompat keluar dari jendela. Darwin bergegas ke jendela itu, mengambil sebuah senapan di bawah mejanya yang berubah menjadi sebuah senapan jarak jauh. Dia lalu membidik Jen.

 

“Jadi, beginikah akhirnya?” gumam Darwin, “Arrivederci (selamat tinggal), Jen.”

 

Darwin menarik pelatuk itu, dan sebuah peluru melesat kencang, mengenai tubuh Jen.

 

******

© 2020 by Genoranger id

  • Grey Instagram Icon
  • Grey Facebook Icon
bottom of page