
ID
Chapter 8: Jaeger
"Kalau saya tidak bisa melindungi keluarga saya sendiri, saya akan terus melindungi orang lain agar hal yang sama tidak terjadi kepada mereka."
Support us at http://trakteer.id/genoranger-id
Eric terbangun di sebuah kasur keras. Dia meraba dadanya, lukanya sudah dijahit dan diperban. Kepalanya terasa ringan, dia memandang sekeliling. Hanya ada empat dinding abu-abu, dengan jendela kecil dan pintu besi berat. Dia pun teringat sesaat setelah dia dikalahkan oleh Genoranger perak; Beberapa mobil polisi menghampirinya dan membawanya. Eric sempat menyetel jam tangannya yang rusak pada pukul 11:20 dan menjatuhkannya. Dia tahu bahwa Sir Owen akan menyuruh Grace untuk mencarinya begitu mereka terbangun, dan dia yakin Grace akan mengerti pesan itu.
Untuk sekarang, Eric berpikir dia harus mencoba memanggil seseorang.
"Uhmmm… Aku di mana?"
"Oh, kamu sudah bangun?" tanya seorang polisi yang berjaga.
Polisi itu membuka pintu sel dan masuk ke dalam.
"Apakah aku ditahan?" tanya Eric.
"Dan kau tidak diborgol, bukan? Tidak, kamu tidak ditahan, kamu diamankan."
Eric mengangguk seraya polisi itu melanjutkan, "Sampai lukamu itu membaik, sebaiknya kau tidak kemana-mana."
Sementara itu, Judd melihat keluar jendela, memandang kota yang dipenuhi asap dan Androsaur. Jen masih gemetar, lalu melihat Judd yang dengan tenang memandang keluar. Jen yang merasa kesal pun memukul lantai.
"Bagaimana kamu bisa tenang begitu?" tanya Jen, "KAMU BARU MEMBUNUH ORANG! KOK BISA SETENANG ITU!?"
"Oh," kata Judd, "Iya, memang benar."
"Kamu benar-benar tidak merasa apa-apa? Bukannya kamu sangat dekat dengan Dan?" tanya Jen, tubuhnya masih bergetar, tetapi kali ini karena amarah.
"Oh, itu… Sepertinya kamu salah paham," balas Judd.
"Eh?"
"Hal yang satu-satunya aku pedulikan adalah bayaranku. Yang kulakukan selama ini hanyalah agar mereka tidak curiga dengan kita," tangan Judd mengepal, dia menolak menatap mata Jen, ekspresinya seperti orang yang menahan rasa sakit. "Benar… Hanya itu saja, jadi jangan katakan apapun lagi, Jen."
Jen melihat ekspresi Judd, dia mengerti, "Sebaiknya kita segera pergi ke gedung Genesis. Darwin pasti menunggu hasil rampasan kita."
Judd mengangguk, tetapi tiba-tiba dinding di sebelahnya jebol seperti ditembak meriam. Jen dan Judd berubah menjadi Ankylocyan dan Pachygrau, lalu bergegas melompat keluar ketika serangan kedua terjadi. Mereka melihat Androsaur Arctodus, monster beruang dengan kekuatan tangan yang luar biasa.
Rekor dunia lemparan bola tangan saat ini adalah seratus tujuh puluh kilometer per jam. Arctodus dapat melempar sampai dua setengah kali lebih cepat dengan bongkahan batu yang bebannya puluhan kali lipat lebih berat daripada bola tangan. Lemparan Arctodus memiliki kekuatan hancur yang sama dengan meriam kapal modern.
Arctodus melempar batu sekali lagi ke arah Judd. Satu-satunya yang membantu Judd untuk menghindari serangan itu adalah ancang-ancang Arctodus. Serangan itu meleset, mengenai gedung dan menghancurkannya.
Sialnya, kekuatan mereka berdua tidak cukup untuk mengalahkan Arctodus. Serangan mereka tidak berdampak banyak, Cephalonir dan Ankyvasara bahkan dapat ditangkap oleh Androsaur itu. Mereka terdesak, Arctodus pun menghampiri mereka. Tetapi seorang pemuda dengan rambut merah datang dan menimpuk batu kepada Arctodus.
Arctodus berputar dan melihat pemuda itu, yang mengeluarkan DNA Key hijau dan sebuah Genophone.
"ALLOGRUN."
"Genochange!"
Pemuda itu berubah menjadi Genoranger hijau. Judd dan Jen sesaat mengira dia adalah wujud perubahan Eric yang hanya berbeda warna. Mereka tidak begitu salah, Genoranger ini memiliki spesifikasi sama seperti Tyrannorot. Bisa dibilang bahwa Genoranger hijau ini adalah bayangan Tyrannorot, Allogrun.
Allogrun maju menuju Arctodus, dengan tangan kosong melepaskan serangkaian pukulan. Arctodus menahan serangan itu dengan kedua tangannya dan balas menyerang dengan tendangan. Allogrun menghentikan serangan itu dengan menginjak lutut kiri Arctodus.
Gerakan Arctodus terhenti. Allogrun lalu mengunci Arctodus dari belakang dan menahan leher monster itu.
"Gerakan itu… Jiujutsu?" tanya Judd.
Arctodus mengaum dan melompat ke belakang, menghantam Allogrun dan punggungnya ke dinding. Arctodus melakukan hal itu berkali-kali sampai Allogrun melepas cengkramannya. Arctodus meninju Allogrun, Allogrun terpukul mundur.
"Dia terpukul!" kata Jen.
"Tidak, dia melompat ke belakang untuk mengurangi dampak pukulan itu!" balas Judd.
Allogrun bersiaga, "Kalau tak pakai ini, tidak bisa menang."
"ALLONDIGHT."
Sebuah pedang raksasa muncul di tangan Allogrun dan dia menyerang. Satu, dua, tiga tebasan dia lakukan, Arctodus menahannya dengan cakarnya. Arctodus lalu menyerang dengan tendangan, Allogrun melompat dan melakukan salto.
Allogrun lalu melakukan sesuatu yang tidak terduga: gagang Allondight melipat dan memanjang.
"Allondight, Spear Mode!"
Allogrun berjongkok, tangan kirinya di depan. Arctodus mengambil sebuah batu besar dan melemparnya dengan kencang. Allogrun lalu melesat menuju Arctodus. Arctodus melesat mengikuti batu itu dari belakang.
"Bodoh, dia tidak akan bisa menghindar!" kata Jen.
"Kalau dia menghindar, monster yang ada di belakang batu itu bisa menyerang dia!" kata Judd, "Sial, seandainya kita bisa bergerak!"
Allogrun memasukkan Allondight ke tanah, lalu mengayunkannya ke atas. Tanah itu menahan gerakan Allondight dan ketika pedang itu terlepas, kecepatan ayunannya meningkat sesaat. Kecepatan itu cukup untuk meningkatkan kekuatan pedang itu. Allondight memotong batu dan Arctodus sekaligus.
Allogrun lalu menghampiri Jen dan Judd.
"Kalian, pergilah, biar aku yang urus ini!"
Judd mengangguk, dia lalu bergegas pergi. Jen mencoba menghentikannya, tapi Judd tidak menghiraukannya. Arctodus lalu bertumbuh menjadi raksasa. Allogrun lalu memanggil Stahlsaurer miliknya, Allosaurus dan bertarung melawan Arctodus di dalam kota.
"Judd! Kita tidak akan membantunya!?" tanya Jen, yang sudah kembali ke wujud manusianya.
"Tidak. Eric dan teman-temannya akan datang kemari. Nanti kita akan diserang. Lebih baik kita kembali ke Genesis," kata Judd, melihat Allosaurus menggigit tangan Arctodus sebelum berjalan menjauh.
Benar saja, pertarungan Allosaurus dan Arctodus menarik perhatian banyak orang, termasuk Sir Owen dan para Genoranger. Eric yang berada di penjara pun mendengar dari televisi di luar soal itu.
"Hey, Eric kan?" tanya polisi yang menjaganya, "Kamu kenal dengan siapapun yang mengendalikan itu?"
"Tidak, ini kali pertama saya melihatnya," Eric ingin sekali keluar, tetapi lukanya masih sakit.
"Siapapun dia, dia orang bodoh. Bertarung di dalam kota akan…"
"Membuat para penduduk panik!" kata Sir Owen, yang menggegas para Genoranger untuk menaiki mobil, "Kita harus ke sana dan menghentikan dia sebelum dia membunuh lebih banyak Androsaur!"
Arctodus menggenggam kaki Allosaurus dan membantingnya, Allogrun di dalam merasakan guncangan kuat, "Monster, kau akan kalah atas nama kebenaran!"
Cakar Allosaurus berhasil menyerang mata Arctodus. Arctodus melepaskan cengkramannya. Allogrun lalu mengendalikan Allosaurus untuk menggigit bahu kanan Arctodus. Arctodus meronta-ronta mencoba melepaskan gigitan Allosaurus.
"Hyperbeam!" Allogrun berseru, dan dari dalam mulut Allosaurus sebuah laser cahaya tertembak, memutuskan seluruh tangan kanan Arctodus dan membakar bulunya. Allosaurus lalu menggigit leher Arctodus sampai putus.
"Akulah Allogrun, pelindung kota Natales yang sejati!" Allogrun dengan bangganya berseru.
Sementara itu Sir Owen sedang mengebut mobilnya bersama Alvin, Grace, Winnie, Petra, dan Sid. Sid, walaupun tidak dapat berubah untuk sekarang, terpaksa dibawa agar tidak diserang Androsaur di markas. Mereka pun sampai di tempat Andorsaur Arctodus tumbang. Alvin, Grace, Winnie, dan Petra berubah wujud sebelum keluar.
"Woi, mana ranger yang ngeluarin Stahlsaurer tadi!?" seru Alvin.
"Aku!"
Mereka menatap ke atas gedung, di mana seorang Genoranger hijau berdiri. Genoranger itu pun melompat turun dengan salto.
"Namaku adalah Allogrun, pahlawan kebenaran yang akan menyelamatkan kota Natales!" kata Allogrun.
Alvin yang langsung geli mendengar itu lalu berbisik kepada Grace, Winnie, dan Petra, "Jijik banget sumpah, si Eric masih mending."
"Ayo, para ksatria, mari kita basmi semua Androsaur di kota ini!" Allogrun lalu mencoba pergi, tetapi langsung ditahan oleh Grace.
"Jangan di dalam kota dong!" kata Alvin, "Minimal kita musti pancing mereka keluar pagar!"
"Ya, tidak masalah, kan? Yang penting kan monsternya terbunuh semua, kalau soal kerusakan pemerintah tinggal membangun ulang," kata Allogrun.
"PAHLAWAN MACEM APA YANG NGURAS KAS NEGARA!?"
"Iya, iya," kata Allogrun, "Jadi, bagaimana cara memancing mereka keluar?"
"Kita akan butuh banyak tenaga," kata Petra.
"Kalau ranger yang kalian butuhkan, ada kami," kata seorang pemuda.
Mereka pun berputar dan melihat pemuda itu, yang diikuti oleh kira-kira duapuluh lima orang, beberapa di antara mereka sudah pasti berumur lebih dari tiga puluh tahun.
"Kenapa kalian di luar sini?" tanya Winnie.
Mereka semua lalu menunjukkan DNA Key dan Genophone milik mereka.
"Kalian adalah Genoranger!?" tanya Petra.
"Namaku Jason," kata pemuda yang memimpin mereka.
Allogrun lalu maju ke depan, "Teman-teman! Monster-monster ini telah menyerang kota kita, meluluh-lantakan rumah kita! Apakah kita akan menunggu mereka untuk menghabisi kita satu per satu!? Tidak! Kita harus bergerak dengan segera dan menyelamatkan kota Natales! Siapa bersamaku, pelindung sejati Natales!?"
Mereka semua bersorak-sorai, kecuali Petra, Winnie, Grace, dan Alvin. Allogrun lalu meminta mereka untuk bersiap diri dan atas saran Petra, membagi-bagi mereka dalam lima kelompok. Mereka berempat pun memperkenal diri kepada Allogrun.
"Namaku Hyde, Hyde Yeager," kata Allogrun kepada Petra, Winnie, Grace, dan Alvin. "Tapi jaga rahasia ya, identitas asli pahlawan tidak boleh terungkap!"
Mereka berempat memilih untuk menahan mulut mereka dan mengangguk. Hyde melihat lagi ke arah kumpulan Genoranger-Genoranger itu.
"Hmmmm, aneh, aku tidak melihat mereka," kata Hyde.
"Siapa?" tanya Alvin.
"Dua orang, satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka ranger abu-abu dan biru muda."
Mereka berempat terkejut. Alvin langsung mengenggam bahu Hyde dan bertanya, "Kamu melihat mereka!?"
"Iya, mereka bertarung melawan Androsaur yang kukalahkan. Aku sempat melihat mereka sebelum mereka berubah. Aku kurang ingat yang pria, tapi perempuan itu punya rambut yang dicat biru di poni sebelah kirinya. Mereka teman kalian?"
"Bukan," jawab Winnie pendek, "Mereka… Mereka adalah pengkhianat."
"Mereka membunuh salah satu teman kita dan mencuri DNA Key teman kita yang lainnya," balas Grace.
"Hyde, kalo lu liat mereka lagi, ga usah ragu, langsung hajar mereka," perintah Alvin.
"Jadi, mereka adalah orang-orang jahat… Baiklah, akan kukalahkan mereka kalau aku melihat mereka lagi."
Sementara itu dari kejauhan, Genoranger perak memandang mereka dari sebuah gedung, tangannya mencengkram gagang pedangnya dengan erat.
******
"Waktunya makan, Eric," kata penjaga.
Eric mengangguk, "Terima kasih, pak…"
"David," jawab penjaga itu.
Eric pun mengambil semangkuk sup dan meminumnya. Makanan penjara tidak seburuk yang dia kira.
"Ngomong-ngomong, kenapa sedikit sekali polisi di sini, pak David?" tanya Eric.
"Kebanyakan dari kami menghadang para monster untuk menjauh dari rumah sakit," jawab David.
"Bapak sendiri?"
"Harus ada yang berjaga di sini, bukan?" David lalu bertanya, "Apakah berat menjadi seorang Genoranger?"
"Saya… dulu ingin menjadi Genoranger untuk melindungi orang-orang, tetapi ibuku sendiri meninggal dibunuh Androsaur…"
"Saya mengerti perasaan itu. Saya juga dulu seperti itu, menjadi polisi demi melindungi masyarakat, tetapi anak saya meninggal dibunuh oleh perampok."
"Kalau begitu, kenapa bapak masih ingin meneruskan menjadi polisi?"
"Saya pernah ingin keluar, tapi saya sadar bahwa keyakinan saya tidak boleh patah. Kalau saya tidak bisa melindungi keluarga saya sendiri, saya akan terus melindungi orang lain agar hal yang sama tidak terjadi kepada mereka."
"Terima kasih, bapak," kata Eric, "Apa yang terjadi dengan perampok itu?"
"Perampok itu sudah diadili dan dipenjara seumur hidup di kota lain. Eric, kamu tidak melawan manusia, monster-monster ini, mereka tidak mengenal hukum dan tidak dilindungi olehnya. Kami manusia biasa hanya bisa menahan mereka sementara waktu dengan perlengkapan yang ada, tidak seperti kamu dan teman-temanmu. Kamu… mengerti kan?"
"Iya… Saya mengerti," kata Eric.
******
Judd berjalan di belakang Jen, bersiaga dalam setiap langkahnya, menghindari Androsaur sebisa mungkin, menghindari pertarungan di dalam kota sebisa mungkin. Tujuan mereka adalah gedung Genesis Inc di pusat kota. Ketika mereka dekat, mereka melihat banyak Androsaur tergeletak begitu saja, mata mereka memandang Judd dan Jen, tetapi tubuh mereka tidak dapat bergerak sama sekali.
Judd lalu melihat ke kiri, beberapa ratus meter darinya berdiri sebuah rumah sakit. Dia melihat tangannya, terpikir olehnya nyawa Dan yang terpaksa diambil olehnya. Judd lalu mengepal tangannya, meyakinkan dirinya sendiri bahwa segala sesuatu yang dia lakukan sampai saat ini adalah langkah untuk sebuah kebaikan.
"Tunggulah, ibu… Sebentar lagi…"
******